Harimau, foto ilustrasi |
Pariwarajambi.com – Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi menetapkan status rawan konflik harimau untuk wilayah Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin.
Terkait itu BKSDA saat ini lagi memburu harimau yang menewaskan warga Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap, Rabu (13/10/2021) sore itu.
“Ini (Harimau) harus ditangkap untuk menyelamatkan warga dari ancaman harimau dan supaya warga bisa beraktivitas,” kata Udin Ikhwanudin, Kepala KSDA Merangin, Jumat (15/10/2021) kemaren.
Ditanya berapa besar harimau yang menerkam warga Desa Air Batu Rabu sore, Udi Ikhwaludin mengatakan berdasarkan ukuran jejeknya itu adalah harimau dewasa dengan ukuran 2,5 meter.
“Itu perkiraan dari jejeknya, namun untuk memastikan berapa besar ukurannya kami memasang kamera trap di enam titik di wilayah Renah Pembarap,” ujarnya.
Untuk memburu harimau tersebut BKSDA memasang perangkap dan kamera trap di wilayah Desa Air Batu, Desa Guguk, dan Desa Marus Jaya, Kecamatan Renah Pembarap.
“Setiap desa kita pasang dua perangkap dan dua camera trap, jadi ada enam perangkap dan enam camera trap yang kita pasang untuk menangkap harimau itu,” ujarnya.
“Kita juga siapkan senjata bius untuk menembak harimau itu, jadi kita juga siapkan bius. Jadi itu upaya kita menangani konflik harimau,” tambah Udin Ikhwanudin.
Selain itu, pihaknya juga membuat posko patroli bersama di Desa Marus Jaya dan untuk memburu harimu tersebut pihaknya membentuk tim bersama yang terdiri dari BKSDA, TNKS, KPHP Merangin, Kepolisian, dan TNI.
Terkait kondisi saat ini, pihaknya menghimbau agar warga Renah Pembarap tidak melakukan aktivitas di kebun.
“Kita menghimbau masyarakat untuk tidak boleh beraktivitas di kebun dalam seminggu ini,” katanya.(*)
Penulis : Redaksi – Editor : Riky Serampas
Komentar