Jambi dan Kurikulum Gambut

Opini Musri Nauli

Beberapa hari yang lalu, Al Haris, Gubernur Jambi, menghadiri Launching Kurikulum Pendidikan Lingkungan Gambut sebagai materi muatan lokal (Mulok) pada SMA dan SMK di Provinsi Jambi.

Peristiwa ini penting disebabkan baru di Indonesia, Provinsi Jambi yang menjadi “pioneer” mendorong materi gambut di kurikulum tingkat Pendidikan atas.

Memang Gambut dan Jambi tidak dapat dipisahkan. Kebakaran massif 2013, 2015 dan 2019 membuat dan menimbulkan trauma di masyarakat Jambi.

Sehingga selain upaya antisipasi dengan mempersiapkan Apel Akbar kesiapan bulan April kemarin, memastikan tidak terjadinya kebakaran, mendorong dan memasukkan kurikulum di Sekolah merupakan salah satu strategi dan ide yang cukup brilian.

Tidak dapat dipungkiri, sejak 2016, Badan Restorasi Gambut (kemudian menjadi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove) bekerjasama Pemerintah Provinsi Jambi terus menggalang dukungan dari berbagai pihak.

Salah satu ide brilian sekaligus Jambi sebagai “pioneer” merupakan proses yang panjang.

Baik proses dari penguatan pemahaman Bersama, identifikasi kebutuhan, Pengembangan kurikulum, penyusunan modul, evaluasi, bimbingan teknis guru, pengesahan dan implementasi kemudian bermuara. Kegiatan Launching Kurikulum Pendidikan Lingkungan Gambut sebagai materi muatan lokal (Mulok) pada SMA dan SMK di Provinsi Jambi.

Provinsi Jambi dipilih sebagai provinsi pelopor muatan lokal gambut terintegrasi dalam projek penguatan profil pelajar pancasila.

Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Gambut ini terdiri dari dua fase yaitu Fase E (Kelas X) dan Fase F (Kelas XI dan XII) untuk SMA dan SMK. Implementasi modul ini dilaksanakan pada pembelajaran kokurikuler dengan mengintegrasikan materi gambut ke dalam tema projek Gaya Hidup Berkelanjutan.
Diharapkan Kurikulum muatan lokal gambut dapat diimplementasikan pendidikan lingkungan gambut ke dalam pembelajaran pada kurikulum merdeka.

Selain juga bertujuan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap ekosistem gambut dan membentuk karakter peduli ekosistem gambut peserta.

Diharapkan dengan menerapkan muatan lokal gambut ini, dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap ekosistem gambut dan membentuk karakter peduli ekosistem gambut peserta.

BRGM dan Pemerintah Provinsi Jambi kemudian mendorong menjadi bahan teknis di sekolah Tingkat Atas.

Sehingga selain dapat memberikan bekal kepada anak didik sekaligus mengangkat pengetahuan masyarakat itu sendiri tentang gambut dan pentingnya perlindungan gambut sebagai wilayah sekaligus peradaban gambut di Jambi.