Tausiah Ramadhan: Ciri-ciri Ibadah Ramadhan Diterima Allah SWT

SEKARANG umat muslim sudah berada di fase ketiga bulan Ramadhan yaitu fase Itqun Minannar pembebasan dari api neraka artinya sudah berada di penghujung Ramadhan atau sepertiga terakhir bulan Ramadhan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Merangin, Dr KH M Joni Musa Lc MA mengatakan tentunya umat muslim sangat berharap ibadah yang dilakukan sepanjang Ramadhan diterima Allah SWT.

“Dan kita berhasil memperoleh predikat takwa,” KH Joni Musa dalam tausiah singkatnya seperti dikutip dalam akun Instagram pribadinya @jonimusa81.

KH Joni Musa mengatakan ada beberapa ciri-ciri bahwa ibadah seseorang diterima Allah SWT pada bulan Ramadhan;

Pertama memiliki sifat yang dermawan memiliki sifat yang pemurah senang berbagi dengan sesama. “Jadi kalau kita setelah Ramadhan, pasca Ramadhan kalau kita memiliki sifat lebih darmawan dari yang sebelumnya, kita peduli dengan sesama maka itu salah satu ciri-ciri bahwasanya di bulan Ramadhan amal ibadah diterima oleh Allah SWT,” ujarnya.

Kedua mampu mengendalikan emosi dan  mampu mengendalikan amarah. “Kita mungkin sebelum Ramadhan kita suka marah, hati kita selalu panas, cepat emosi tapi setelah Ramadhan kita menjadi orang yang lembut, menjadi orang yang penyabar menyikapi sesuatu dengan bijak, inilah ciri-ciri ibadah kita diterima Allah SWT di bulan Ramadhan,” sebutnya.

Ketiga suka memberi maaf kepada sesama dan tidak menyimpan dendam. “Kita jadi mudah memberi maaf kepada orang yang berbuat kesalahan kepada kita, hati menjadi terbuka baik memberi maaf maupun menerima maaf,”

Keempat senang melakukan amal Sholeh atau amal kebaikan. “Senang melakukan amal Sholeh, senang melakukan amal kebaikan, baik amal itu keliatan besar maupun kecil tanpa membeda-bedakan antara amal kebaikan tersebut karena meyakini bahwasanya Allah SWT itulah tidak melihat besar atau kecilnya amal seseorang, tetapi yang dilihat Allah SWT adalah niat seseorang tersebut kalau niatnya karena Allah ibadah tersebut maka bernilai besar disisi Allah SWT, kalaupun ibadahnya kecil dalam pandangan manusia, begitu pula sebaliknya walau imal ibadah besar bentuknya dalam pandangan manusia tetapi tidak dikerjakan dengan Ikhlas maka bernilai kecil disisi Allah SWT,” jelas KH Joni Musa.

Kelima jika melakukan dosa cepat bertaubat. “Kemudian apa bila kita melakukan dosa kesalahan kita selaku manusia kadang-kadang kita khilaf, kita lupa kemudian kita cepat kembali kepada Allah berzikir kepada Allah kita taubat kepada Allah SWT,” sebutnya.

Itulah ciri-ciri ibadah kita di Bulan Ramadhan diterima Allah SWT. (rky)

Baca juga:

Tausiah Ramadhan: Hati-hati dengan Kebahagiaan Palsu

Tausiah Ramadhan: Keistimewaan Berinteraksi dengan Al Qur’an

Komentar